Tips Ampuh Marah Jadi Berkah
Tips Ampuh Marah Jadi Berkah by Ratna Wilis, S.Psi., Psikolog
Seorang klien suatu hari, datang ke ruangan praktek saya berkata, "Buk, tolong bantu saya
supaya tidak cepat marah. Saya kehilangan teman dan hampir dipecat dari pekerjaan
karena kemarahan yang sulit saya kendalikan. Saya sudah mencoba untuk tidak cepat
marah tapi saya gagal terus. Saya lelah, buk"
Klien lain, seorang ibu berkata, "Buk, anak saya jadi semakin penakut dan tertutup. Saya
tahu itu karena saya sering memarahinya sejak kecil. Saya merasa bersalah. Harusnya saya
tidak marah tapi lagi lagi kemarahan itu datang tanpa bisa saya kontrol".
Ada juga klien seorang bapak yang direfer oleh dokter. Beliau berkata " Buk, saya takut
mendapat serangan stroke. Tensi saya selalu tinggi. Saya cepat marah dan sulit untuk
mengendalikan emosi. Saya sudah berusaha menghindari hal yang membuat saya marah
tapi akhirnya marah juga"
Cerita lainnya datang dari seorang remaja yang dibawa oleh ibunya bertemu dengan
saya.Sang ibu menjelaskan " anak saya mudah marah buk. Teman-temannya takut, tidak
nyaman dan menjauhinya. Dia jadi tidak punya teman dan lama lama menarik diri, lebih
memilih mengurung diri di kamar dan tidak mau masuk sekolah"
Pernahkah anda mengalami kemarahan yang sulit dikendalikan dan berakhir dengan
kelelahan, penyesalan, ketakutan dan putus asa seperti cerita di atas? Jika pernah, sangat
tepat sekali anda membaca tips ampuh merubah marah jadi berkah ini. Karena jika anda
tahu cara mengelola marah dan mempraktekkannya selama 3 x 22 hari, maka anda akan
lebih berdaya dan produktif. Hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Phillipa
Lally tahun 2009 tentang pembentukan kebiasaan baru.
Nah, apakah anda penasaran? Eits, tunggu dulu! Ada baiknya pertama-tama kita bahas
definisi, penyebab, pencetus dan proses marah agar kita mendapatkan pemahaman yang
sama, mendalam dan menyeluruh dari sudut pandang ilmiah.
Definisi marah
Marah adalah perasaan tidak senang dan/atau permusuhan yang kuat yang bervariasi
intensitasnya dari kekesalan ringan hingga amarah. Menurut Paul Ekman, marah termasuk
salah satu dari 6 emosi dasar yang bersifat universal, karena dialami oleh semua orang di
belahan dunia manapun. Marah seperti emosi lainnya adalah normal.
Selain itu, marah merupakan emosi yang kompleks dan bersifat protektif. Kompleks karena
disebabkan oleh faktor internal yang tersembunyi dan tidak disadari serta dicetuskan oleh
faktor eksternal yang seringkali berada di luar kontrol kita sebagai manusia. Marah adalah
puncak atau akumulasi dari perasaan yang sebelumnya ditekan seperti takut, cemas,
merasa bersalah, malu, merasa dikhianati, cemburu, sedih, sakit hati dan khawatir.
Bersifat protektif karena marah memicu aktifnya respon "lawan atau lari" sebagai bentuk
perlindungan dari bahaya yang dipersepsikan mengancam keselamatan dan keamanan
secara fisik maupun psikologis. Pada saat marah, otak mengeluarkan hormon adrenalin dan
kortisol yang banyak. Akibatnya jantung kita berdetak kencang, tekanan darah tinggi,
pernapasan cepat, suhu tubuh meningkat, kulit berkeringat dan pikiran fokus untuk bersiap
siap melakukan gerakan fisik.
Secara otomatis pada saat marah, otak yang bekerja adalah otak reptil, bukan otak berpikir.
Oleh sebab itu, jika anda tidak mengelola kemarahan dengan sadar dan tepat, maka
tindakan yang diambil cenderung destruktif, potensial merusak dan membahayakan diri
sendiri maupun orang lain.
Penyebab dan Pencetus Marah
Penyebab marah berasal dari faktor internal, yaitu dari dalam diri anda sendiri. Faktor ini
pada umumnya berfungsi pada level bawah sadar dan tidak sadar. Agar mampu mengubah
marah jadi berkah maka yang perlu dilakukan pertama kali adalah menyadari penyebab
marah, sebagai berikut :
1. Pola pikir yang kurang tepat dan tidak rasional.
Menurut Albert Ellis dan Aaron Beck, pola pikir yang menyebabkan kemarahan
adalah :
● Memandang kerepotan sehari-hari sebagai sesuatu yang menyebalkan
(Awfulizing).
● Melihat kesulitan sebagai sesuatu yang tidak bisa ditoleransi dan dihadapi
(Low Frustration Tolerance).
● Mengharuskan orang lain berperilaku sesuai dengan standar yang dipikirkan
dan diharapkan (Demandingness).
● Menilai orang lain atau situasi secara ekstrim, global dan negatif (Rating
Others).
● Mengatakan atau melabel diri sendiri tidak mampu, tidak berdaya atau tidak
berguna (Rating Yourself).
● Distorsi atau misinterpretasi dalam mengevaluasi situasi maupun motif dan
niat orang lain (Distortion or Misinterpretation).
2. Kepribadian yang kaku.
Orang dengan kepribadian yang kaku memiliki pola pikir, reaksi dan tindakan yang
relatif konsisten dan stabil sepanjang waktu. Jika terjadi perubahan, mereka sulit
menyesuaikan diri, cenderung memaksakan kehendak sehingga mudah merasa
kecewa dan kesal yang berujung pada rasa marah.
3. Pengalaman tidak menyenangkan.
Kemarahan juga dapat bersumber dari pengalaman masa lalu yang dipersepsikan
tidak menyenangkan, tidak adil, tidak sesuai, tidak tercapai dan tidak terpenuhinya
kebutuhan dan keinginan yang dianggap penting. Pengalaman tersebut menyimpan
memori dan gambaran yang dapat memancing atau menarik pengalaman serupa
terjadi di masa depan dan memprovokasi kemarahan.
Sedangkan pemicu marah adalah faktor eksternal, yang berasal dari luar diri, seperti :
1. Kehilangan orang, barang atau pekerjaan yang penting, berharga dan disayangi.
Elisabeth Kubler Ross dan David Kessler menjelaskan bahwa seseorang akan
melewati tahap penyangkalan, marah, tawar menawar dan depresi, sebelum
akhirnya dapat menerima kejadian yang berkaitan dengan kehilangan.
2. Peristiwa kekerasan baik fisik, psikis, ekonomi maupun sosial politik.
Kekerasan dalam bentuk apapun dapat mengakibatkan munculnya perasaan tidak
berharga, tidak bernilai dan tidak adil yang mendorong seseorang menjadi marah
dan berpotensi melakukan kekerasan yang sama pada diri sendiri maupun orang lain
di masa yang akan datang.
3. Kondisi kesehatan yang memburuk.
Tubuh dan pikiran bekerja saling terhubung dan terdampak. Jika tubuh sakit, maka
kondisi emosi juga menjadi tidak stabil. Kemarahan karena kondisi kesehatan yang
semakin memburuk merupakan respon otomatis yang memberi sinyal "bahaya" di
dalam otak.
4. Lingkungan sosial dan pekerjaan yang menekan.
Tekanan fisik, emosional maupun sosial membuat seseorang merasa tegang, tidak
rileks dan tidak nyaman. Dalam kondisi tegang, tubuh bekerja ekstra dan pikiran
terlalu terfokus sehingga riskan terjadi kelelahan fisik dan mental yang berujung pada
kemarahan.
5. Perlakuan acuh dan pengabaian dari keluarga dan orang terdekat. Pengacuhan dan
pengabaian dapat membuat seseorang merasa terisolasi, terasing dan tidak
terhubung dengan orang yang ia butuhkan kasih sayangnya. Jika kondisi ini
berlangsung lama, seseorang dapat berubah menjadi marah karena tidak
mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan.
6. Kejadian yang tak terduga.
Segala sesuatu yang tak terduga biasanya mengejutkan dimana seseorang tidak
siap menerimanya. Perasaan yang muncul akibat kejadian tersebut dapat berakhir
dengan perasaan marah.
Proses Marah
Menurut Eifert, dkk (2006), ada 5 komponen dalam proses marah,
1. Perasaan sebelum marah (Pre-Anger Feelings).
Marah biasanya didahului oleh adanya perasaan malu, bersalah, putus asa, terluka
dan cemas yang menyerang kepantasan diri dan kelangsungan hidup seseorang.
Perasaan tersebut diikuti dengan adanya sensasi di tubuh seperti ketegangan di
perut, bahu, rahang, sensasi panas, sakit kepala dan goyang.
2. Pikiran pemicu (Trigger Thoughts).
Pikiran pemicu berkaitan dengan munculnya memori dan gambaran yang
menyakitkan yang ditimbulkan dari adanya kejadian yang memprovokasi. Pikiran
tersebut cenderung menilai kejadian atau situasi yang dihadapi dengan label buruk,
salah, tidak seharusnya, tidak kompeten, berbahaya dan menghakimi.
3. Perasaan marah (Anger Feeling).
Perasaan ini dapat berupa lonjakan emosi yang bertahap atau tiba-tiba sebagai
respon sistem saraf otonom, berupa detak jantung yang berdebar kencang,
pernapasan cepat, tangan dan kaki gemetar, rahang terjatuh, otot tegang, tubuh
panas.
4. Dorongan untuk bertindak (Impulse to Act).
Dalam keadaan marah, seseorang akan merasakan adanya energi yang besar dan
tekanan yang alami dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Pada proses ini,
anda cenderung terdorong untuk bertindak sesuai dengan respon yang anda pelajari
di masa lalu.
5. Perilaku marah (Anger Behaviour).
Perilaku yang muncul pada saat dorongan untuk bertindak semakin kuat biasanya
cenderung destruktif seperti berteriak, memukul, membanting barang dan perilaku
lain yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Perilaku yang lebih halus
seperti memutar bola mata, tatapan jijik, berpaling muka, desakan dalam penuh
penghinaan, sarkasme ataupun penarikan emosional dan fisik.
Tips ampuh marah jadi berkah
Setelah mengetahui definisi, penyebab, pencetus dan proses marah, maka anda akan lebih
mudah untuk mengambil langkah-langkah yang antisipasi dan konstruktif.
Kemarahan seperti dijelaskan diatas terjadi karena adanya penyebab dan pencetus yang
sifatnya kompleks, tidak disadari, tersembunyi dan dikendalikan oleh respon sistem saraf
otonom. Oleh sebab itu, sangat mustahil untuk menghindari ataupun melawan marah. Yang
dapat anda lakukan agar marah jadi berkah adalah IKHLAS.
IKHLAS secara harfiah berarti menerima. Menerima bukan berarti pasif, tapi justru aktif
menghadapinya dengan sadar. Sadar bahwa kemarahan itu adalah perasaan yang normal
dan natural sebagai signal adanya ancaman, ketidaknyamanan, kebutuhan yang tidak
terpenuhi, hak yang diabaikan, perlakuan yang tidak adil dan kondisi kondisi lain yang
berada di luar kontrol manusia. Menerima dengan sadar berarti tidak menilai dan tidak
reaktif hingga kemarahan mereda. Barulah setelah merasa lebih tenang, lakukan
langkah-langkah IKHLAS yang merupakan akronim dari :
I = Identifikasi.
Tentukan apa yang ada dibalik kemarahan anda serta faktor penyebab dan pencetusnya.
Apakah anda marah karena takut, kecewa, sedih, malu atau apa ? Bagaimana arti atau
penilaian yang anda berikan, apakah rasional atau tidak ? Situasi atau kejadian apa yang
memicu? Lewat identifikasi yang cermat, anda akan lebih yakin untuk mengambil langkah
berikutnya.
K = Katakan
Mengatakan pada diri sendiri maupun orang lain bahwa anda marah adalah langkah yang
sehat yang dapat membuka koneksi munculnya kesadaran dan pemahaman yang lebih baik
tentang diri anda sendiri. Katakan dengan jelas apa yang anda anggap penting, butuhkan,
inginkan dan harapkan kepada diri anda sendiri dan orang lain. Hal ini dapat mengurangi
terjadinya salah pengertian, pengabaian dan perlakuan yang tidak tepat.
H = Hargai
Setelah mengatakan apa yang anda rasakan, pikirkan, butuhkan dan harapkan, bagaimana
respon orang lain, itu bukanlah urusan anda. Urusan anda adalah mengkomunikasikan apa
yang esensial, bernilai, penting dan mendesak. Hargai diri anda karena telah berani
mengatakannya dan hargai juga orang lain apapun respon mereka. Tidak semua orang dan
bahkan diri anda sendiri dapat memahami, menerima dan memenuhi semua yang anda
butuhkan dan harapkan. Yang penting sudah berusaha mengidentifikasi, mengatakan dan
menghargainya.
L = Lepaskan
Melepaskan yang tidak bisa anda kontrol membuat anda memiliki ruang yang lebih besar
untuk memberdayakan diri anda sendiri. Energi anda akan terpusat dan pikiran anda akan
terfokus pada apa yang berada dalam kontrol anda saja. Yang seringkali membebani pikiran
dan akhirnya menimbulkan kemarahan adalah mengingat-ingat yang sudah terjadi, terus
menyimpan dendam, menggenggam kebencian dan tidak memaafkan. Terkadang memang
tidak mudah melupakan namun selalu bisa memaafkan jika kita mau dan sadar. Memaafkan
diri sendiri, orang lain dan situasi adalah cara yang teruji ampuh melepaskan kemarahan
dan menimbulkan rasa damai.
A = Ambil hikmah
Kejadian apapun pasti memiliki sebab dan akibat. Sayangnya, sebagai manusia, kita baru
bisa mengetahui sebab akibat setelah terjadinya suatu peristiwa. Nah, jika anda marah dan
melakukan sebuah tindakan destruktif maupun konstruktif, ambillah hikmah yang dapat anda
jadikan pelajaran, motivasi dan penguatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan
bermanfaat.
S = Syukur
Pada akhirnya, ketika anda telah mampu mengidentifikasi, mengatakan, menghargai,
melepaskan dan mengambil hikmah berkaitan dengan kemarahan yang anda rasakan, akan
muncul rasa syukur. Rasa syukur karena anda mampu memanfaatkan yang anda miliki dan
berfokus pada yang anda bisa lakukan secara optimal. Keberkahan akan datang pada
orang-orang yang mampu bersyukur dalam kondisi sulit karena ia menarik kekuatan alam
semesta yang maha dahsyat untuk membukakan jalan keluar terbaik.
Kesimpulan
Kemarahan adalah perasaan yang memiliki energi kuat yang jika dapat kita kelola dengan
cara yang tepat dan diarahkan secara sadar dan positif akan menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat, bermakna, berarti dan memberikan keberkahan dalam hidup kita. Kenapa
demikian? karena biasanya kemarahan berhubungan dengan kelangsungan hidup,
kenyamanan dan eksistensi diri sebagai manusia yang bermartabat dan mulia.
Agar berhasil merubah marah menjadi berkah, diperlukan kesadaran, kemauan, tekad, niat
dan komitmen untuk ikhlas mengidentifikasi, mengatakan, menghargai, melepaskan,
mengambil hikmah dan bersyukur. Yang paling penting adalah segera praktekkan tips
ampuh marah jadi berkah ini.
Sekedar tahu tapi tidak bertindak akan membuat kita semakin marah. Oleh karena itu mari
praktekkan dan temukan keajaibannya. Selamat membersamai rasa marah dan menjemput
kebahagian yang lebih berdampak bagi kehidupan yang penuh berkah. Semoga sukses.
Salam sehat jiwa.
Referensi
Eifert, G.H., McKay, M., Forsyth, J.P., (2006). Act On Life Not On Anger : The New
Acceptance & Commitment Therapy. Guide to Problem Anger. Oakland : New Harbinger
Publication, Inc.
Ekman, P., (2003). Emotions Revealed : Recognizing Faces and Feelings to Improve
Communication and Emotional Life. New York : Henry Holt and Company, LLC.
Greene, I., (2007). Anger Management Skill for Women. San Diego : P.S.I. Publisher.
Lally, P., Jaarsveld, C.H., Potter, H.W., & Wardle, J., (2009). How are Habits Formed:
Modelling Habits Formation in the Real World. European Journal of Social Psychology, 40
(6). 998 - 1009.
Rosenberg, M.B., (2005). The Surprising Purpose of anger. Beyond Anger Management :
Finding the Gift. Encinitas : Puddle Dancer Press.
Sentanu, E., ( 2007). Quantum Ikhlas. Teknologi Aktivasi Kekuatan Hati. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Tafrate, R.C., dan Kassinove, H., (2019). Anger Management for Everyone. 10 Proven
Strategies to Help You Control Anger and Live a Happier Life. Oakland. Impact Publisher,
Inc.